Seorang Budayawan

Feature

PatriA O’ Muerte Sang Konseptual



Bicara mengenai seni di Surabaya, kurang lengkap kalau tidak membicarakan sosok seniman yang penuh sensasional ini. Taufik yang biasa disapa dengan “ Monyong” adalah pekerja seni yang selalu membuat ide segar dan berbeda dengan yang lain. Alumnus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) jurusan seni ini sering mengadakan pameran. Salah satunya pameran lukisan yang diadakan bareng Gudang Event di Balai Pemuda Surabaya kemarin (17-21/11), pameran lukisan kontemporer yang bertajuk PatriA O’ Muerte ini juga diselingi dengan video art Taufik sendiri.

Seniman yang selalu nongkrong di Dewan Kesenian Surabaya ( DKS ), dalam setiap mengekspresikan karya seni sangat menjiwai. Terkadang malah bisa dibilang kontroversi tetapi fenomenal. Hebat, unik dan kreatif patut diperbincangkan, sebuah art, serta fenomena yang tak terpikirkan. Warga Surabaya tentu masih ingat ketika Taufik dan band rock asal Surabaya ( Boomerang ) beberapa tahun lalu mengadakan konser diatas atap gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya silam. Waktu itu Taufik mengeksplor seninya dengan karya teaterikalnya, yang mampu membius warga Surabaya.

Bapak yang memiliki dua anak ini mengaku, Desember 2008 akan membuat pertunjukan seni yang diyakini akan membius Pemerintahan, Perusahaan swasta maupun masyarakat Surabaya. “Saya akan buat seni dalam air, yang bertajuk “Art on the water”, ujarnya sembari mempersiapkan event selanjutnya.

Taufik menambahkan, sebenarnya karya yang saya buat bukan dipersembahkan untuk diri sendiri, melainkan sebuah wujud tanggung jawab yang nantinya akan ditiru oleh Pemerintah, Perusahaan swasta, Pebisnis, maupun masyarakat luas. Sehingga dalam membuat sebuah konsep atau acara tidak serta monoton. Masyarakat Surabaya sudah jenuh dengan pertunjukan biasa, seperti musik yang sedang digencarkan oleh berbagai macam Perusahaan Swasta. Jangan dikatakan itu sebuah bisnis, konsep ataupun promosi, karena itu sudah biasa. Kilahnya kepada Gudang Event.

Art on The Street

Opening, karya kali ini di sajikan dalam bentuk berbeda. Meletakkan lukisan pada bumi, jalan dan segala macam kehidupan yang dilaluinya.


Patung Es, membiarkannya mencair dan bersatu dengan alam. Karna pada akhirnya, air terlalu jujur untuk dibentuk, terlalu apa adanya tanpa warna, dan terlalu sederhana tanpa banyak meminta. Tapi ia sumber kehidupan.

on opening ceremony.


Menyajikan karya dalam bentuk berbeda, tak apa jika seni dipandang dari sudut lainnya. Dimensi yang akan terus di eksplorasi tanpa henti.





Biarkan mereka berjalan melewatinya, atau berharap ada perenungan dalam benak mereka.

Taufik Monyong Launch

Sebuah pemikiran asli dari manusia monyong asal surabaya, jangan protes kalo ga sepaham. Silahkan di nikmati apa adanya.
 
© Taufik Monyong
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top